Dijemput Ortu di Kantor Polisi, 50 Pelajar Ikut Aksi 1310 Nangis-nangis

Para pelajar tersebut terjaring operasi penyekatan yang dilakukan oleh gabungan personel aparat kepolisian, TNI dan Pemerintah Daerah.

Rizki Nurmansyah
Rabu, 14 Oktober 2020 | 16:06 WIB
Dijemput Ortu di Kantor Polisi, 50 Pelajar Ikut Aksi 1310 Nangis-nangis
Para pelajar yang diamankan saat hendak ikut Aksi 1310 menolak UU Cipta Kerja mengikuti penyuluhan di Mapolres Metro Bekasi Kota, Rabu (14/10/2020). [Suara.com/Mochamad Yacub Ardiansyah]

SuaraJakarta.id - Jerit tangis 50 pelajar pecah usai mereka menjalani penyuluhan selama satu hari di Mapolres Metro Bekasi Kota. Mereka diamankan ketika hendak ikut Aksi 1310 terkait penolakan UU Cipta Kerja pada, Selasa (13/10/2020) kemarin.

Para pelajar tersebut terjaring operasi penyekatan yang dilakukan oleh gabungan personel aparat kepolisian, TNI dan Pemerintah Daerah.

"Sejak siang kemarin mereka kami amankan di dua Polsek yaitu, Medan Satria dan Bekasi Utara," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Wijonarko, Rabu (14/10/2020) kepada wartawan.

Selanjutnya, Wijonarko memerintahkan anggota atau petugas agar puluhan pelajar yang terjaring operasi penyekatan massa aksi disatukan ke Polres Metro Bekasi.

Baca Juga:Ratusan Pelajar Demo Diamankan Polisi, Ada yang Bawa Ketapel hingga Golok

Sejak semalam, mereka mendapatkan penyuluhan oleh aparat.

"Kita bagi-bagi mereka sarung, baju koko dan peci. Kemudian juga mereka kita ajak untuk salat berjamaah," ujarnya.

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Wijonarko dalam acara penyuluhan kepada para pelajar yang diamankan saat hendak ikut Aksi 1310 menolak UU Cipta Kerja, Rabu (14/10/2020). [Suara.com/Mochamad Yacub Ardiansyah]
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Wijonarko dalam acara penyuluhan kepada para pelajar yang diamankan saat hendak ikut Aksi 1310 menolak UU Cipta Kerja, Rabu (14/10/2020). [Suara.com/Mochamad Yacub Ardiansyah]

Ia menjelaskan, seluruh pelajar awalnya mengelak saat dimintai keterangan oleh petugas soal aktivitas mereka bergerombol. Saat ditangkap, kepada petugas pelajar mengaku ingin ke Stasiun Jatinegara.

"Kan kami tangkap mereka di Stasiun Bekasi, di sana mereka ngakunya mau ke Jatinegara, mau beli ikan cupang katanya. Namun, akhirnya mereka mengaku mau ikut dalam aksi penolakan UU Cipta Kerja," jelas Wijonarko.

Karenanya, Wijonarko memerintahkan kepada anggotanya untuk memanggil masing-masing orang tua mereka.

Baca Juga:Demo UU Cipta Kerja, Pelajar Ngaku Dapat Ajakan dari Medsos "STM Bergerak"

Tujuannya sekaligus untuk mengingatkan kepada orang tua agar dapat terus memantau aktivitas anaknya yang masih tercatat sebagai pelajar.

"Hari ini makanya kita hadirkan orang tua masing-masing. Tadi juga saya sampaikan kepada orang tua jika anaknya ini ingin ikut dalam aksi di Jakarta, mereka kami berikan waktu untuk meminta maaf kepada orang tuanya," tutur Wijonarko.

Polisi saat mengangkut puluhan pelajar yang hendak ikut demo ke Jakarta. (Antara)
Polisi saat mengangkut puluhan pelajar yang hendak ikut demo ke Jakarta. (Antara)

Dari peristiwa ini, Wijonarko akan mengevaluasi agar tidak lagi ada pelajar tingkat SMP/SMA sederajat ikut turun dalam aksi demonstrasi.

Salah satunya yaitu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan di tingkat daerah.

"Kami akan koordinasi dengan Disdik, nanti Disdik kami minta untuk mengeluarkan surat resmi kepada masing-masing sekolah menyikapi dengan kondisi saat ini dan seterusnya," tegas Wijonarko.

Sementara itu, pelajar berinisal AR (17) mengatakan bahwa dirinya hendak menuju Aksi 1310 lantaran ada banyak seruan di media sosial.

AR dan kawan-kawan kemudian berangkat dengan mengempeng kendaraan bak terbuka ke Stasiun Bekasi.

"Iya mau ikut aksi di Jakarta bang, ada seruan untuk anak STM, kita ikut karena juga banyak teman-teman (pelajar STM) yang sudah kumpul di Jakarta," singkat AR kepada Suara.com.

Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak