SuaraJakarta.id - Nasib malang dialami MO. Bocah berusia 6 tahun itu kini tak bisa bermain seperti anak seusianya. Dia banyak menghabiskan waktu di ranjang dan pelataran rumah usai kakinya bengkak dan menghitam digigit ular.
MO merupakan anak kedua dari Yoyon (41) dan Saidin (50). Mereka tinggal di sebuah rumah yang jendelanya hanya terbuat dari triplek di RT 16 RW Kampung Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.
Yoyon bercerita, kejadian putri kecilnya digigit ular sudah 25 hari lebih. Tepatnya pada 14 September 2021. Saat itu MO hendak mengambil minum di dapur.
"Waktu itu yang nemuin bapaknya, dia sudah nangis. Katanya digigit ular, tapi pas dicari ularnya nggak ketemu," kata Yoyon saat ditemui di kediamannya, Jumat (8/10/2021).
Baca Juga:Dugaan Korupsi KONI Tangsel, Rita Juwita dan Suharyo Didakwa Buat Kegiatan Fiktif
Kaki kanan MO yang digigit ular itu kemudian membengkak hingga selutut. Saat itu, MO hanya bisa mengerang kesakitan dan pedih lantaran racun dari gigitan ular mulai menjalar di kakinya.
Tak tega melihat anaknya kesakitan, Yoyon dan suami membawa MO ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Dengan kakinya yang membengkak, MO dirawat selama satu minggu.
Beruntung, setelah mendapat perawatan, kondisi kaki MO yang tadinya bengkak membaik setiap harinya hingga tak lagi bengkak. Tetapi, bekas gigitan ular itu kini menghitam dan menjadi luka.
Akibatnya, MO tak bisa bermain seperti temannya yang lain dan hanya menghabiskan waktunya di atas ranjang dan ayunan sambil bermain handphone.
"Awalnya bengkak sampai lutut, tapi setelah diinfus kempes. Seminggu keluar dari rumah sakit belum bisa jalan, hanya duduk dan tiduran. Tapi Alhamdulillah anaknya nggak cengeng," ungkap Yoyon.
Baca Juga:Arti Mimpi Digigit Ular, Salah Satunya Bakal Dapat Rezeki, Benarkah?
Kini, Yoyon hanya bisa pasrah menunggu kaki anaknya sembuh seperti semula. Pasalnya, luka bekas gigitannya itu tak kunjung sembuh.
Setiap malam, Yoyon hanya bisa mengelus dada mendengar rintihan putrinya yang mengeluh sakit.
"Sekarang sudah agak mendingan, tapi setiap Maghrib pasti ngeluh bilang kakinya sakit, pegel-pegel," katanya haru.
Hingga saat ini, dia dan suaminya belum tahu persis ular apa yang menggigit kaki putrinya itu. Pasalnya, sejak peristiwa terjadi sampai saat ini pun dia tak menemukan ular di sekitar rumahnya.
Yoyon pun sadar, ular atau hewan reptil lainnya bisa kapanpun masuk ke dalam rumahnya itu. Pasalnya, rumahnya yang hanya berukuran sekira 3x6 meter itu hanya dilapisi triplek sebagai dinding dan atapnya hanya asbes.
Sedangkan lantainya, sebagian masih tanah dan sebagian lagi hanya semen. Ada lubang di mana-mana, baik di sudut ataupun di bawah dinding rumahnya. Sehingga reptil bisa saja masuk kapan pun.
Area lingkungan rumahnya pun merupakan kebun. Banyak pohon bambu di sisi dan belakang rumahnya.
Yoyon dan keluarganya terpaksa menempati rumahnya itu setelah rumahnya habis terbakar pada 2019 dan tak mampu bayar uang kontrakan.
Tanah tempat rumahnya berdiri pun milik orang lain yang Yoyon dan suaminya garap. Sementara sang suami, Saidin hanya bekerja sebagai kuli serabutan yang penghasilannya tak menentu.
Saat ini, Yoyon mengaku, sudah banyak komunitas reptil dari Purwokerto, Bandung dan lainnya yang datang untuk memberi bantuan obat mengobati bekas gigitan ular di kaki anaknya.
Di tempat yang sama, Ketua RT setempat Suarta mengakui, bahwa lingkungannya yang masih banyak area perkebunan dengan rumput liar dan pepohonan itu, rawan serangan ular.
Suarta yang sudah menjabat sebagai RT selama 6 tahun itu, mengungkapkan sudah tiga warganya yang digigit ular.
Sedangkan untuk MO, Suarta menyebut, pihak lingkungan, kelurahan dan puskesmas sudah turun tangan untuk membantu pengobatan.
Bahkan, area rumah Yoyon pun kini dipasangi spanduk sebagai area berbahaya rawan ular berbisa.
"Dari awal sebagai pihak lingkungan kita sudah bantu sebisa mungkin. Kami meminta warga untuk waspada, terurtama rumahnya yang banyak pepohonan karena rawan jadi sarang reptil," ungkap Suarta.
MO, bocah 6 tahun di Setu, Kota Tangerang Selatan, korban gigitan ular saat ditemui di kediamannya, Jumat (8/10/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Kontributor : Wivy Hikmatullah