SuaraJakarta.id - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo angkat bicara soal keluhan para sopir angkutan kota (angkot) Jakarta Utara (Jakut) yang kecewa lantaran empat rute JakLingko tak kunjung dibuka. Syafrin menyebut hal ini terjadi karena keterbatasan anggaran.
Empat rute yang dijanjikan Dishub itu di antaranya adalah JAK111 dari Sukapura ke Pulo Gebang, JAK114 Walang ke Tanjung Priok, JAK116 dari Pemadam ke Terminal Tanjung Priok, dan JAK119 dari Muara Baru ke PIK.
Syafrin mengatakan, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) sampai saat ini belum memiliki anggaran yang cukup untuk menambah empat rute mikrotrans di Jakarta Utara. Karena itu, meski sudah empat tahun lalu direncanakan, rute tersebut belum juga dioperasikan.
"Kita menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran untuk integrasi Mikrotrans ke Transjakarta," ujar Syafrin kepada wartawan, Senin (20/5/2024).
Ia mengakui sebenarnya sudah sempat menawarkan armada angkot itu bergabung ke mikrotrans di empat rute tersebut. Namun, pihaknya tak bisa menggandeng semua sopir karena pelaksnaannya bertahap.
"Tentunya seperti tahun ini, tentu akan ada penambahan. Tidak otomatis langsung semuanya diimplementasikan. Itu sedang disiapkan Transjakarta," kata Syafrin.
Terpisah, Direktur Utama PT Transjakarta, Welfizon Yuza mengaku masih membahas kesiapan integrasi angkot bergabung ke sistem tarif pembayaran Jaklingko.
"Prosesnya itu SK (surat keputusan peremajaan angkutan), lalu setelah SK keluar, nanti akan proses kontrak dengan Transjakarta, baru penyiapan kendaraan," pungkas Welfizon.
Sebelumnya, ratusan sopir angkot di Jakarta Utara merasa diberi "harapan palsu" oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta. Pasalnya, mereka sempat dijanjikan terlibat dalam operasional empat rute mikrotrans tapi malah belum juga dilaksanakan.
Salah seorang perwakilan sopir angkot, Waridin mengaku dirinya bersama rekannya yang lain sempat diminta melakukan modifikasi mobil angkot untuk bisa beroperasi sebagai mikrotrans dalam sistem JakLingko pada 2019 lalu. Setelah empat tahun lebih, janji Dishub mengoperasikan itu belum juga terwujud.
"Jadi tanggung jawabnya mana? Sebagai sebuah instisusi Dishub telah mengeluarkan SK memerintahkan kepada kita untuk melaksankan peremajaan, tapi sampai hari ini tidak dilaksanakan," ujar Waridin di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Untuk memodifikasi mobil angkot jadi sesuai standar mikrotrans, Waridin mengaku menghabiskan kocek hingga puluhan juta rupiah. Lantaran rute mikrotrans tak kunjung dibuka, ia dan sopir lainnya kembali mengoperasikan angkot tanpa sistem JakLingko.
"DP kita kisaran Rp50-60 juta. Cicilan Rp2,7-3 juta. Kemudian kalaupun kami beroperasi, setoran itu cuma Rp50ribu. Bagaimana mungkin setoran Rp50 ribu bisa menutupi cicilan yg besarnya Rp2,7 sampai Rp3 juta. Lagi-lagi kami harus nombok," jelasnya.
Bukannya membuka rute, Waridin menyebut Dishub malah membuka rute bus Transjakarta 10M rute Pulo Gadung-Kantor Wali Kota Jakarta Utara.
"Itu artinya kan menzolimi kita, SK yang sudah dibuat kenapa bukan yg ada SK-nya, tapi malah jalur baru yang dilakukan itu," katanya.
Oleh karena itu, ratusan sopir angkot hari ini menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta. Mereka menyampaikan tuntutan kepada Pj Gubernur DKI agar segera membuka rute tersebut.
Namun, selama aksi berlangsung, tak ada perwakila Pemprov DKI yang menemui massa aksi. Mereka pun berencana kembali melakukan unjuk rasa dengan membawa 1.800 lebih armada di waktu mendatang.
"Kita akan kerahkan semua yang ada yang kami miliki di Jakarta Utara dan sangat mungkin kita juga mengajak wilayah-wilayah lain," pungkasnya.