SuaraJakarta.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga Jakarta tak berada di lokasi dengan kemiringan tajam dan tebing saat hujan deras karena rawan longsor.
"Ketika hujan deras selama satu jam lebih, jangan berada di lokasi yang rawan longsor," ujar Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi di Jakarta, Jumat (28/2/2025) seperti dimuat ANTARA.
Kemudian diimbau pula agar menghindari lokasi yang tingkat kemiringannya tajam. "Jangan dekat-dekat tebing supaya tidak terjadi bencana juga," katanya dalam acara yang diadakan BPBD DKI bertema “Pelaksanaan Sosialisasi Penanggulangan Bencana Bagi Masyarakat Perkotaan".
Dia mengingatkan warga agar selalu mengikuti informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) khususnya terkait cuaca.
Baca Juga:Polisi Tangkap Dua Spesialis Pencuri Motor dan Penadah di Jakarta Utara
Semua warga harus selalu mengikuti informasi dari BMKG. "Kemudian mereka yang sudah mendapat edukasi tentunya juga sudah 'prepare' (bersiap), sudah paham apa yang harus mereka lakukan," ujar Dewi.
Merujuk data peta prakiraan curah hujan bulanan BMKG pada Januari 2025, wilayah di empat administrasi Jakarta, yakni Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat berpotensi mengalami tanah longsor.
Untuk Jakarta Barat meliputi Kecamatan Kembangan, di Jakarta Pusat meliputi Kecamatan Menteng. Sedangkan untuk Jakarta Timur antara lain Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo dan Pulo Gadung.
Di Jakarta Selatan meliputi Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Tebet.
Selain tanah longsor, Jakarta juga rawan berpotensi bencana hidrometeorologi basah yang disebabkan perubahan cuaca dan iklim.
Baca Juga:Pelaku Cor Jasad Pemilik Ruko di Jakarta Timur adalah Orang Kepercayaan Korban
Pada akhir Januari lalu, misalnya, hujan dengan intensitas tinggi turun menyebabkan 51 Rukun Tetangga (RT) dan 21 ruas jalan terendam banjir dengan ketinggian hingga satu meter.
Banjir juga sampai ke kawasan Monumen Nasional (Monas). "Bencana di awal tahun (di Indonesia) lebih kepada bencana hidrometeorologi basah, seperti cuaca ekstrem, banjir dan longsor dengan jumlah kejadian sudah 495 kali," kata Dewi.
Adapun ambang batas intensitas curah hujan yang dapat menimbulkan banjir di wilayah Jakarta, yakni apabila intensitas curah hujannya di atas 50 milimeter (mm) per hari.
Karena itu, apabila dari prediksi terdeteksi akan ada hujan dengan intensitas lebih dari 50 mm per hari, maka diantisipasi dengan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
OMC dilakukan untuk mengurangi ekstremitas cuaca yang jika tidak diantisipasi berpotensi menimbulkan banjir.