Jasad Soewardi Masih Utuh Meski 30 Tahun Terkubur, Ini Cerita Masa Lalunya

Yang lebih mengejutkan lagi, selain jasad yang utuh, kain kafan yang melekat juga sama masih utuh dan tidak berbau

Bangun Santoso
Senin, 21 Desember 2020 | 09:41 WIB
Jasad Soewardi Masih Utuh Meski 30 Tahun Terkubur, Ini Cerita Masa Lalunya
Jasad kakek Soewardi masih utuh meski terkubur 30 tahun. (Foto: via Suaraindonesia.co.id)

SuaraJakarta.id - Warga di Dusun Truko, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dihebohkan dengan jasad masih utuh salah satu warganya yang telah 30 tahun terkubur. Jasad itu adalah Soewardi, salah seorang warga di daerah itu yang dibongkar karena jasadnya akan dipindah ke pemakaman umum.

Yang lebih mengejutkan lagi, selain jasad yang utuh, kain kafan yang melekat juga sama masih utuh dan tidak berbau. Hanya warnanya yang kecoklatan karena tercampur tanah.

Kondisi jasad kakek Soewardi terungkap masih utuh usai makamnya dibongkar oleh pihak keluarga pada Minggu (20/12/2020).

Makam kakek Soewardi dibongkar karena keluarga hendak memindahkan jasadnya dari makam keluarga di Dusun Truko, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, ke makam umum di wilayah setempat.

Baca Juga:Subhanallah! Terkubur 30 Tahun, Jasad Soewardi Utuh, Kain Kafan Tak Rusak

Dikarenakan makam istri dan anaknya berada di pemakaman umum wilayah tersebut.

Dilansir dari Suaraindonesia.co.id (jaringan Suara.com), cucu Soewardi, Dedi Utomo merasa kaget setelah melihat jenazah kakeknya yang masih utuh usai dibongkar.

Kata dia, sudah 30 tahun kakeknya meninggal. Namun setelah dibongkar jenazah almarhum masih utuh, kain kafannya juga utuh tidak ada yang sobek.

"Saya sempat kaget saat dibongkar karena masih utuh jenazahnya dan tidak ada bau sama sekali, hanya saja warna kain kafan yang kecoklatan, tapi tidak ada yang sobek sama sekali,” ungkap Dedi.

Dedi pun menceritakan, kalau semasa hidupnya kakek Soewardi menjadi pengurus masjid. Dedi juga ingat betul bagaimana didikan kakeknya soal agama.

Baca Juga:Viral Pria Salat di Tengah Jalan Banyuwangi, Warganet: Pamer

"Saya dulu pernah dipukul karena lebih mementingkan main daripada salat dan beribadah. Kakek sangat keras kalau ada anak atau cucunya yang meninggalkan salat," ujar Dedi.

Masih kata Dedi, sebelum jadi pengurus masjid, kakek Soewardi aktif menjadi veteran yang berjuang melawan partai komunis Indonesia (PKI), orangnya pun dikenal baik di kalangan masyarakat.

Dedi juga menceritakan nasab dari almarhum kakeknya ini, bahwa kakek Soewardi masih keturunan dari Bupati pertama Banyuwangi, yakni Tumenggung Wirogono I atau biasa disebut Mas Alit.

Dari situlah, jiwa agamis dan nasionalisnya tumbuh, dikarenakan masih ada hubungan darah dari Mas Alit yang (keturunan Prabu Tawangalun, raja pertama Blambangan).

"Semoga dengan kejadian ini masyarakat lebih menebalkan imannya dalam hal ibadah," imbuh dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini