Pasalnya, para pelanggannya mengeluh dan mengurangi jumlah belanjaanya.
"Biar nggak rugi ya akhirnya kita juga mengurangi stok barang, setengah dari biasanya. Cari aman biar nggak rugi banget karena busuk nggak kejual karena kemahalan. Yang menjerit bukan hanya pembeli tapi pedagang juga," ungkapnya.
Tak hanya itu, harga daging di Pasar Serpong juga ikut-ikutan naik. Kenaikan itu diakui, sering terjadi pada momen-momen besar. Salah satunya saat Nataru.
"Daging naik Rp 5 ribu per kilo. Naiknya lima hari terakhir, biasanya emang seperti itu setiap ada momen perayaan pasti naik," terang Hendy salah satu penjual daging di Pasar Serpong.
Baca Juga:Jelang Nataru, Harga Cabai di Banyuwangi Naik 2 Kali Lipat Kalahkan Daging Ayam
Selain daging, harga ayam potong juga ikut naik. Meski tak terlalu tinggi, tapi harga ayam utuh dan fillet sudah naik dua kali dalam sepekan terakhir.
Salah satu penjual daging ayam, Tati (46) mengeluh soal kenaikan harga menjelang Nataru. Kenaikan tersebut, kata dia, berimbas pada berkurangnya pembeli.
"Minggu ini aja ayam fillet dari Rp 45 ribu, naik lagi jadi Rp 48 ribu dan sekarang Rp 50 ribu. Kalau ayam utuhan normalnya Rp 35 ribu sekilo, sekarang jadi Rp 40 ribu. Biasa dari dulu kalau mau Natal dan Tahun Baru naik," bebernya.
"Yang beli berkurang, yang belinya juga pada protes mahal banget. Saya biasa nyetok 150 kg sehari, sekarang paling setengahnya aja, takut nggak laku," tambah Tati.
Komoditas pangan lainnya, seperti telur dan minyak curah juga ikut naik. Semula, untuk harga telur satu kilo berkisar Rp 22 ribu, tetapi kini naik menjadi Rp 30 ribu per kilo. Sedangkan untuk minyak curah dari Rp 14 ribu kini naik menjadi Rp 18 ribu.
Baca Juga:Wali Kota Tangsel: Dilarang Gelar Pesta Kembang Api Saat Nataru
"Pembeli sama pedagang pasti ngeluh apalagi sekarang kan lagi pandemi. Penjualan menurun ditambah harganya mahal lagi," keluh Yuli penjual telur di Pasar Serpong.