“Hanya satu keterangan saksi yang kurang berkesesuaian. Setelah kita dalami juga tidak bisa menyampaikan dan tidak bisa menyakinkan kita bahwa telah terjadi pengeroyokan,” ujarnya.
Meski demikian, dari total saksi yang telah menjalani pemeriksaan. Belum ada satupun yang diyakini untuk ditingkatkan ke proses penyidikan.
“Belum ada yang bisa membuat keyakinan dari penyidik untuk ditingkatkan dari proses penyelidikan ke proses penyidikan,” ungkapnya.
Dalam menangani kasus ini, Nicolas mengaku pihaknya bakal lebih berhati-hati, karena menyangkut dengan nyawa orang lain.
Baca Juga:Polisi Telah Periksa 27 Saksi untuk Ungkap Kasus Kematian Mahasiswa UKI

Ia memastikan penyelidikan bakal berjalan profesional, sebab pihaknya melibatkan tim forensik yang memang memiliki kompetensi dalam menyampaikan penyebab luka di tubuh korban.
"Karena yang bisa menjelaskan luka-luka, menjelaskan keberadaannya, apa, mayat dan juga penyebab kematian itu, adalah pihak yang bertanggung jawab. Dalam hal ini adalah ahli forensik,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kenzha Walewangko meninggal di area parkiran Kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur pada Selasa (4/3/2025) lalu. Ia diduga tewas usai dikeroyok oleh mahasiswa lain yang berbeda fakultas.
Aksi pengeroyokan tersebut sempat viral di sosial media. Salah satu akun yang mengunggahnya yakni @balewartawanjakpus10.
“Infonya lagi nongkrong terus ada yang lewat terus tersinggung dengan ucapan korban,” tulis akun tersebut, dikutip Jumat (7/3/2025).
Baca Juga:Dalami Penyebab Kematian Mahasiswa UKI, Polisi Sudah Periksa 23 Saksi